BANYUWANGI (AktualLine.com) – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi ke-253, Dewan Kesenian Blambangan (DKB) sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan Pameran Seni Rupa bertajuk BANYU KENING. Dengan tema utama “Pelestarian Lingkungan dan Budaya,” kegiatan ini berfokus pada edukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga sumber daya air melalui seni dan budaya. Dua agenda utama, yakni Sarasehan Seni Rupa dan Workshop Wayang Kardus, berlangsung pada 4-5 Desember 2024 di Gedung Juang ’45 Banyuwangi.
Sarasehan Seni Rupa : Diskusi Menggugah Kesadaran
Acara sarasehan yang digelar pada 4 Desember 2024 menjadi forum diskusi yang produktif dan inspiratif. Dengan menghadirkan narasumber dari latar belakang beragam – Taring Padi (kolektif seni), Rosdi Bahtiar Martadi (aktivis lingkungan), dan Anwar Nuris (staf Dinas Pengairan Kabupaten Banyuwangi), diskusi ini membahas krisis air yang berdampak pada kondisi ketersediaan air di wilayah lokal. Penurunan debit air yang juga terjadi di Banyuwangi, misalnya di wilayah Kemiren menjadi isu utama yang diangkat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian sumber mata air.

Dipandu moderator Atho’illah Aly Najamudin, para narasumber memberikan perspektif menyeluruh tentang hubungan antara seni, budaya, dan pelestarian lingkungan. Misalnya, Taring Padi menjelaskan bagaimana seni dapat menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan menjaga lingkungan. Rosdi Bahtiar Martadi menyampaikan pandangannya tentang pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian sumber daya air. Rosdi menekankan bahwa pelestarian lingkungan harus dilakukan secara berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk seniman. Menurut Rosdi seni dapat menjadi alat untuk membangkitkan kesadaran, misalnya ia memberikan contoh melalui karya karikaturnya yang bernada kritis. Acara ini dihadiri para pelajar, mahasiswa, aktivis, dan seniman. Mereka aktif terlibat dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap isu yang diangkat.
Workshop Wayang Kardus : Seni Daur Ulang untuk Anak Negeri
Pada hari berikutnya, 5 Desember 2024, Workshop Wayang Kardus digelar dengan melibatkan berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga seniman, bahkan Erik Wijayanto – Founder Museum Huruf Jember juga turut hadir untuk terlibat dalam proses bersama. Dipandu oleh Taring Padi, peserta diajak menciptakan wayang dari kardus bekas, memanfaatkan limbah untuk menjadi karya seni kreatif yang unik. Selain belajar teknik memotong, melukis, dan menyusun kardus, peserta workshop juga mendapatkan pemahaman tentang pentingnya mendaur ulang sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan.

Workshop ini tidak hanya memberikan pengalaman teknis, tetapi juga menciptakan ruang refleksi tentang seni sebagai alat strategis untuk mengkampanyekan pentingnya menjaga lingkungan. Para peserta, baik anak-anak maupun dewasa, menunjukkan kreativitas nya dalam menghasilkan wayang dengan karakter masing-masing. Hasilnya, workshop ini menjadi medium efektif untuk menyampaikan pesan pelestarian lingkungan secara menyenangkan.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Kedua kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama DKB dengan Lesbumi PCNU Banyuwangi dan Kalimasada Institute. Tim pelaksana yang dipandegani oleh Pribadi Fransdinata dan Yanuar Widodo memastikan setiap agenda berjalan lancar dan penuh makna. Hasil kegiatan ini tidak hanya berupa peningkatan kesadaran lingkungan, tetapi juga mendorong aksi nyata dalam pelestarian sumber daya air.

Melalui pendekatan seni rupa yang kreatif dan partisipatif, kegiatan ini berhasil mengintegrasikan edukasi dan wawasan lingkungan dengan budaya lokal. Diharapkan, program serupa dapat terus dilanjutkan untuk memperkuat sinergi antara seni, budaya, dan pelestarian lingkungan di Banyuwangi. Seni rupa terbukti menjadi alat yang strategis dan efektif dalam menggugah kesadaran masyarakat, demi keberlanjutan alam dan kesejahteraan generasi mendatang. (tim)