Aktual LineAktual LineAktual Line
  • Home
  • Kolom Sana-Sini
  • Hukum dan Kriminal
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Layanan Publik
Search
Technology
  • Lifestyle
  • Esai
  • Religi
  • Seni/Budaya
Health
Entertainment
  • Home
  • Kolom Sana-Sini
  • Hukum dan Kriminal
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Layanan Publik
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Reading: Penulis Wartawan
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Aktual LineAktual Line
Font ResizerAa
  • Home
  • Berita
  • Nasional
  • Kolom Sana-Sini
  • Hukum dan Kriminal
  • Pemerintahan
Search
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sosial
  • Esai
  • Infrastruktur
  • Religi
  • Literasi
  • Layanan Publik
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Kolom Sana-Sini

Penulis Wartawan

Aktual Line
Last updated: 22/05/2025 12:29
Aktual Line
Share
3 Min Read
Moh. Husen


Oleh: Moh. Husen*

SEJAK dulu, secara naluriah saya lebih suka membaca tulisan seseorang yang punya pengalaman sebagai wartawan. Dan saat SMA, penulis dengan pengalaman wartawan yang kemudian saya menyukainya adalah Emha Ainun Nadjib, melalui bukunya Markesot Bertutur. Sekumpulan esai Cak Nun yang pernah tayang di Surabaya Post.

Di website CakNun.com, dalam esainya yang berjudul Jurnalisme Kaos Oblong, pada paragraf pertama, Cak Nun menuliskan sebuah pernyataan yang begitu rendah hati: “Di dunia kewartawanan, pada era 1970-1975, saya adalah anak bawang. Dan hari ini saya menjumpai diri saya tiba-tiba sudah setua ini, dan tetap juga anak bawang.”

Hingga saat ini, saya lebih gampang tertarik membaca tulisan siapa saja yang mempunyai basic wartawan. Kesan saya, tulisan mereka enak dibaca, tidak kaku, lugas dan tidak terlalu berbelit-belit. Kalau ada tulisan kok rasanya enak dibaca, terkesan realistis, biasanya segera saya cek namanya di Google: ternyata pernah jadi wartawan.

Pengalaman mereka terjun langsung ke lapangan, keringat, capek, panas hujan, siang malam, mewawancarai berbagai kalangan, menyajikannya dalam bentuk berita yang berimbang atau cover both side merupakan tabungan yang kelak membuat pemikiran dan pemahaman mereka lebih dewasa dan tidak hitam putih dalam menuliskan opininya.

Bila seorang wartawan mulai “meningkat” menjadi penulis opini, biasanya dari pengalaman terjun di lapangan itu: ia akan dengan mudah membaca hatinya orang banyak serta mengerti alur sebuah peristiwa. Ia peka sebaiknya harus mengeluarkan kata apa saja, berapa kali sebaiknya kata tertentu dimunculkan, dan kata apa saja yang mending jangan disebut.

Lantas apakah semua penulis berlatar belakang wartawan otomatis tulisannya enak dibaca dan banyak pengetahuannya? Tentu tidak. Apakah sebaiknya kita menutup diri dari “pergaulan” membaca tulisan orang-orang yang tidak punya pengalaman sebagai wartawan?

Apakah melalui tulisan ini saya sedang menyarankan secara halus agar sebaiknya kita rajin-rajin membaca pemikiran penulis wartawan dan menyepelekan tulisan para guru, dosen, rektor, seniman, budayawan, kiai dan lain-lain yang tak pernah jadi wartawan?

Seribu persen tidak. Semua orang kalau bisa menulis dan tidak harus wartawan. Belakangan ini justru buku yang sering saya baca adalah OCD: Obsessive Corbuzier’s Diet karya Deddy Corbuzier. Itu buku tentang teknik diet yang ditulis oleh mantan pesulap dan mentalis profesional, bukan mantan wartawan.

Hanya saja, penulis wartawan biasanya–sekali lagi biasanya lho ya–agak jeli, memiliki naluri tabayun atau chek and rechek, tidak mudah terseret isu, tidak semua hal mesti dikomentari, serta tidak semua istilah yang tersebar di publik ditelan mentah-mentah begitu saja. Apalagi jika istilah itu dilontarkan oleh pemerintah: radikalisme, intoleran, hingga premanisme.

Semoga istilah-istilah itu tidak untuk melabeli kelompok-kelompok yang memberi nasehat atau kritik yang membangun kepada pemerintah. (***)

Banyuwangi, 22 Mei 2025
*Penulis buku Jejak Kritik. Tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur.

You Might Also Like

Workshop Perempuan Bersama Marifatul Kamila Ajak Masyarakat Peduli Kasus Kekerasan

Polres Malang Masuk Lima Besar Kompolnas Award 2025, Bukti Komitmen Layanan Profesional

Gudang Bekas Kamar Mandi SMAN 1 Rogojampi Terbakar, Diduga Korsleting Listrik

Polres Bondowoso Gandeng Mahasiswa IAI At-Taqwa Bangun Kolaborasi Pelayanan Publik

BPD Diminta Jadi Mitra Strategis Pemkab Banyuwangi dalam Pembangunan Desa

TAGGED: Aktual Line, Moh. Husen, Penulis, Wartawan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article SMSI Jatim Ajak Kemendikdasmen Berkolaborasi Tingkatkan Literasi Guru dan Siswa
Next Article Bukan Film, Ini Nyata: Lontong Narkoba di Lapas
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


- Advertisement -
Ad image

Latest News

Launching Buku Lamunan Seorang Wartawan: Ungkap Pergulatan Batin di Balik Dunia Jurnalistik
Berita 17/10/2025
Workshop Perempuan Bersama Marifatul Kamila Ajak Masyarakat Peduli Kasus Kekerasan
Berita 17/10/2025
Polres Malang Masuk Lima Besar Kompolnas Award 2025, Bukti Komitmen Layanan Profesional
Berita 17/10/2025
Gudang Bekas Kamar Mandi SMAN 1 Rogojampi Terbakar, Diduga Korsleting Listrik
Peristiwa 17/10/2025
  • Lifestyle
  • Esai
  • Religi
  • Seni/Budaya
  • Features
  • Sosial
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Opini
© 2024 - Aktual Line

Redaksi| PT. Media Aktual Line | www.aktualline.com

Halo

Masuk di akun anda

Lost your password?