BANYUWANGI (AktualLine.com)— Jurnalis asal Banyuwangi, Ricky Sulivan, yang akrab disapa Erick, resmi meluncurkan buku perdananya berjudul Lamunan Seorang Wartawan, Jumat (17/10/2025) sore.
Acara launching yang digelar di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi itu dihadiri berbagai kalangan, mulai dari pegiat literasi, pelajar, mahasiswa, hingga insan media.
Buku tersebut memotret perjalanan seorang wartawan dalam mengarungi dunia pemberitaan, sekaligus menggambarkan realitas sosial dari sudut pandang yang jujur, tajam, dan humanis.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi yang diwakili Yusuf Choiri memberikan apresiasi tinggi atas lahirnya karya tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Mas Ricky. Buku ini tidak hanya menjadi dokumentasi pemikiran seorang jurnalis, tetapi juga sumbangsih nyata bagi literasi Banyuwangi. Semoga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menulis, berpikir kritis, dan berani bersuara,” ungkap Yusuf Choiri dalam sambutannya.
Sementara itu, Erick mengungkapkan bahwa buku Lamunan Seorang Wartawan merupakan refleksi perjalanan batin seorang wartawan.
“Buku ini saya tulis bukan untuk menggurui, tapi untuk menggambarkan problematika dan kegelisahan menjadi seorang wartawan. Wartawan itu bukan sekadar profesi, tapi panggilan jiwa. Dalam setiap liputan, ada pelajaran tentang hidup, moral, dan kemanusiaan,” ujar Erick.
Dalam beberapa bagiannya, pria yang sekaligus pemimpin redaksi media online ini menulis refleksi yang menggugah nurani pembaca, salah satunya berbunyi: “Menjadi wartawan bukan hanya menulis fakta, tetapi juga menjaga nurani agar tidak mati di tengah hiruk-pikuk kepentingan.”
Selain mengulas perjalanan jurnalistik, buku ini juga memuat kisah di balik liputan investigasi, dilema etika, hingga pergulatan idealisme di tengah tekanan zaman. Dengan gaya bahasa yang lugas dan reflektif, buku tersebut mampu menghidupkan kembali semangat jurnalisme yang berakar pada nurani.
Sejumlah peserta dari kalangan mahasiswa dan pegiat literasi memberikan tanggapan positif, menilai karya tersebut mampu menumbuhkan kesadaran bahwa jurnalisme sejati bukan hanya soal kecepatan berita, tetapi juga tentang makna dan tanggung jawab sosial.
Acara ditutup dengan penandatanganan buku dan sesi foto bersama seluruh tamu undangan. Banyak peserta berharap karya serupa terus lahir dari penulis dan jurnalis lokal Banyuwangi.
“Tulisan adalah warisan. Jika suatu hari saya tak lagi bisa menulis berita, biarlah buku ini berbicara untuk saya,” tutup Erick. (tim)