BANYUWANGI (AktualLine.com)–Ajang tahunan Banyuwangi Batik Festival (BBF) kembali memikat perhatian publik. Digelar di Gesibu Blambangan, Sabtu malam (19/10/2025), festival yang sudah berlangsung sejak 2013 ini menampilkan keindahan motif “Wader Kesit”, salah satu motif klasik khas Banyuwangi yang sarat makna.
Festival kali ini menghadirkan 60 busana batik hasil karya 15 desainer dan pembatik lokal. Beragam gaya ditampilkan, mulai dari busana elegan hingga “sporty”, dengan pilihan warna yang bervariasi, dari earth tone seperti krem dan terakota hingga warna cerah seperti biru, merah, kuning, dan jingga.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan bahwa BBF bukan hanya sekadar peragaan busana, tetapi juga wadah memperkuat rantai industri batik dari hulu ke hilir.
“BBF bukan sekadar fashion show, melainkan simbol semangat kolaborasi antara desainer, pengrajin, dan pelaku industri. Tujuan besarnya adalah mengangkat wastra Banyuwangi agar semakin dikenal di panggung nasional,” jelas Ipuk.
Tahun ini, motif “Wader Kesit” diangkat karena memiliki filosofi mendalam. “Wader” adalah jenis ikan sungai yang lincah dan mudah beradaptasi. Filosofinya mencerminkan karakter masyarakat Banyuwangi yang tangguh, adaptif, dan berani menghadapi perubahan.
Dalam kesempatan itu, Ipuk juga menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi dan Kantor OJK Jember melalui program Bulan Inklusi Keuangan (BIK).
“Kami berterima kasih kepada OJK Jember atas sinergi BBF dengan BIK, karena turut memperkuat literasi keuangan bagi pelaku industri batik Banyuwangi,” terangnya.
Salah satu peserta BBF, Samsudin dari IKM Batik Banjarwangi, menilai festival ini memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan industri batik daerah.
“Event BBF membuat industri batik terus bergairah, baik dalam produksi maupun pemasaran. Dari kegiatan ini, banyak pelaku batik yang merasakan peningkatan omset,” kata Samsudin.
Senada, Siti Romelah dari IKM Batik My Isoen menuturkan bahwa BBF sejak awal penyelenggaraan telah menjadi ajang efektif untuk memperkenalkan kekayaan motif batik Banyuwangi.
“Ada sekitar 60 motif batik Banyuwangi yang belum semuanya dikenal masyarakat luas. Melalui BBF, motif-motif itu bisa muncul kembali dan menjadi tren baru setiap tahun,” ungkapnya.
Sejak pertama kali digelar pada 2013, Banyuwangi Batik Festival telah mengangkat berbagai motif khas seperti Gajah Oling, Kopi Pecah, Kangkung Setingkes, Paras Gempal, Jenon, Sembruk Cacing, dan Gedhekan. Setiap tahun, tema motif yang diangkat selalu berbeda, dengan tujuan melestarikan warisan budaya dan memperkuat identitas batik Banyuwangi.
Festival yang dirangkai bersama kegiatan Fashion Show BBF dan Bulan Inklusi Keuangan OJK ini juga diwarnai berbagai kegiatan lain yang berlangsung selama 18–19 Oktober 2025. Event dua hari itu tidak hanya mempertemukan pelaku batik, tetapi juga menjadi sarana memperkuat jejaring bisnis dan promosi bagi UMKM batik lokal. (tim)